Harapan Baru PSSI di Tangan Erick Thohir
Segudang pekerjaan rumah peninggalan pengurus lama menanti Erick setelah terpilih sebagai Ketum PSSI baru. Terpilihnya Erick memunculkan harapan baru untuk berani bersih-bersih.
Selasa, 21 Februari 2023
Dengan legawa, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti menerima kekalahannya di Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan, Kamis, 16 Februari lalu. Dari 86 pemilik hak suara, La Nyalla hanya mengantongi 22 suara. Kalah 42 suara dibandingkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, yang mengantongi 64 suara.
“Saya berharap Mas Erick nanti didukung oleh pengurus baru,” kata La Nyalla setelah Komite Pemilihan memutuskan Erick sebagai Ketua Umum PSSI yang baru.
La Nyalla berharap Erick tidak mengikutsertakan pengurus-pengurus PSSI dan Executive Committee (Exco) lama yang diduga sebagai mafia sepakbola Indonesia.
“Kita tahu siapa mafia-mafia di Exco yang lama. Mudah-mudahan jangan dipilih lagi. Kalau sampai itu dilibatkan lagi, saya yakin, tidak akan lama lagi kembali KLB,” tegas La Nyalla.
Erick menjawab harapan rivalnya itu dengan langsung menggelar konferensi pers bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Di Stadion Gelora Utama Bung Karno Senayan, pada Ahad, 19 Februari 2023, Erick berjanji bakal membabat habis mafia sepakbola Indonesia. Satuan Tugas Antimafia Bola, yang sempat mati suri, bakal dihidupkan kembali. Sekarang, kata Erick, saatnya mafia bola mendapat kartu merah.
Ini sebuah hal yang sudah berlarut-larut, yang sudah menjadi benalu dan membuat kita semua malu.”
“Ini sebuah hal yang sudah berlarut-larut, yang sudah menjadi benalu dan membuat kita semua malu,” tegas Erick kala itu.
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali memandang sikap yang ditunjukkan Erick dan La Nyalla seusai KLB PSSI merupakan gambaran sepakbola yang seharusnya. Keduanya mampu memberi contoh apik sepakbola fair play, yang selama ini diidam-idamkan masyarakat Indonesia.
La Nyalla sebagai pihak yang kalah bisa legawa. Erick sebagai pemenang juga tidak jemawa. “Tapi waktu pemilihan Wakil Ketua Umum, itu gambaran sepakbola Indonesia. Ada markup suara kan. Memalukan,” kata Akmal sedikit menyesalkan.
Pemilihan Erick memang berlangsung mulus. Namun pemilihan Waketum PSSI diwarnai kontroversi dugaan adanya penggelembungan suara. Pemilihan harus diulang sehingga akhirnya terpilih dua nama, yakni Ratu Tisha dan Yunus Nusi. Pada akhir KLB, Yunus Nusi memutuskan mundur dan posisinya diisi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.
Presiden Persiba Balikpapan Gede Widiade menilai Erick mampu dan berani mengungkap semuanya. Keberanian Erick bahkan sudah terbukti saat dia mengungkap 159 kasus korupsi di BUMN pada 2021.
“Apa pun yang terjadi kemarin, jangan sampai dilupakan. Kalau bisa, diusut tuntas oleh pengurus baru,” tutur Gede saat dihubungi reporter detikX pekan lalu.
Harapan yang sama disampaikan Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Barat Tommy Aprianto. Kepada reporter detikX, Tommy mengaku percaya Erick bisa mengungkap apa yang terjadi pada pemilihan Waketum PSSI. Kasus ini, kata Tommy, mesti menjadi pijakan pertama bagi Erick jika ingin membersihkan PSSI dari tangan-tangan kotor.
Terpilihnya Erick sebagai Ketum PSSI baru melambungkan harapan atas membaiknya iklim sepakbola Indonesia pada masa depan. Meski demikian, di hadapan Erick Thohir juga kini sudah menanti segudang pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade menilai tugas terberat Erick saat ini adalah memastikan rencana-rencana besarnya tidak diganggu kepentingan para pengurus PSSI lama. Sebab, kata Andre, sekarang masih ada nama-nama lama yang terpilih sebagai Exco PSSI.
Nama-nama lama yang dimaksud adalah Endri Erawan, Juni Rahman, Vivin Cahyani, Ahmad Riyadh, Hasnuryadi, dan Pieter Tanuri. Enam nama ini merupakan Exco yang dianggap bertanggung jawab juga atas apa yang terjadi dengan sepakbola Indonesia selama beberapa tahun terakhir, termasuk soal Tragedi Kanjuruhan.
“Saya harap Pak Erick jangan sampai kalah sama orang-orang lama itu. Pak Erick harus mewarnai, jangan diwarnai,” jelas Andre kepada reporter detikX.
Hadirnya nama-nama lama sebagai Exco di kepengurusan PSSI saat ini juga menjadi sorotan CEO Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Hardika Aji. Sebagian pihak, kata Hardika, mungkin bakal bersikap skeptis terhadap kepemimpinan Erick, yang saat ini pengurusnya masih juga diisi oleh orang-orang lama PSSI. Namun Hardika dan anggota APPI percaya Erick punya kemampuan yang mumpuni untuk membenahi sepakbola Indonesia pada masa depan.
"Cukup sukses di luar (negeri). Dia bangun Inter Milan, yang tadinya mau bangkrut. Lalu di basket juga termasuk cukup stabil. Nah, ini kan tantangan untuk beliau,” kata Hardika kepada reporter detikX pada Jumat, 17 Februari 2023.
Erick kini juga masih dihadapkan pada sejumlah pekerjaan rumah yang tidak pernah terselesaikan oleh pengurus-pengurus lama. Pengamat sepakbola Anton Sanjoyo menyebutkan tugas besar Erick membenahi sepakbola Indonesia mesti dimulai dari pembenahan kompetisi profesional, mulai dari Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Sistem promosi dan degradasi mesti kembali berjalan.
Di samping itu, pembinaan usia muda juga mesti jadi fokus utama Erick jika dia berkeinginan Indonesia masuk Piala Dunia 2040. Pembinaan usia dini ini nyaris tidak pernah berjalan di kepengurusan PSSI yang lama. Pembinaan terhadap wasit dan pelatih yang profesional juga dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas sepakbola nasional.
Kemudian, sarana dan prasarana sepakbola, mulai transfer teknologi, sport science, hingga tempat latihan yang berkualitas, juga dibutuhkan untuk membuat standar sepakbola Indonesia setidaknya setara dengan negara Asia lain. Dengan begitu, kata Anton, barulah Indonesia bisa berbicara tentang peningkatan peringkat FIFA.
“Jadi bukan mulai dari menaikkan peringkat FIFA kita. Gimana caranya mau naik? Ngalahin Singapura saja kita nggak bisa,” tegas Anton.
Sedangkan gelandang Persik Kediri Arthur Irawan berharap kepemimpinan Erick saat ini bisa menjadi titik balik bagi sepakbola Indonesia. Arthur berharap Erick menjamin keamanan dan kenyamanan suporter sepakbola. Sebab, bagaimanapun, sepakbola tidak akan pernah sama jika tanpa dukungan suporter.
Apalagi, kata Arthur, pemilihan Ketum PSSI kali ini juga dimulai lantaran sebuah tragedi yang telah merenggut ratusan nyawa suporter. “Anak-anak dan ibu-ibu mestinya bisa nonton pertandingan sepakbola di stadion tanpa rasa takut,” pungkas Arthur.
Sumber : Detikcom